PUISI SAHABAT

Kumpulan Puisi Persahabatan Terbaik

Kita Selalu Bersama
Sedih, sunyi, canda, tawa kita lewati bersama
Kemanapun bagai tali yang telah diikat kuat, yang tak dapat dilepas
Kau hibur aku disaat gundah dan kuhibur kau disaat kau membutuhkan
Kita saling melengkapi satu sama lain
Tapi berbeda
Berbeda pada saat itu
Pada saat waktu tak berpihak kepada kita
Kau dan aku terpisah
Dan akhirnya,
Akhirnya kau meninggalkan aku dengan sosok bayangmu
Bayangmu yang tak tahu dimana tubuhnya
Yang sekarang sudah tak mempunyai hati dan perasaan
Seperti bukan lagi sahabatku
Aku Membutuhkan Sahabat
Oleh Leni Suci Rahayu
Ketika hidupku ini hampa…
Ketika hari-hari ku sendiri…
Aku sunyi…
Aku membutuhkan sahabat..
Bahkan tidak hanya seorang sahabat..
tapi banyak sahabat..
Aku seperti sendiri .. sendiri di dalam masalah hidupku
Bahkan seorang kekasih pun tidak kunjung datang menghiburku
Aku sendiri ..hanya berteman sepi
Yang terkadang meneteskan air mata..
Depan televisi… di dalam kamar..
hanya dua tempat itu yang menjadi saksi bisu kegelisahanku
Tuhan…kirimkanlah sahabat untukku..
Aku tidak mau sendiri di dunia ini
Tuhan….tuntunlah aku juga untuk tetap mengingatmu
Engkau sahabat terindah,,,
Aku yakin Engkau akan memberiku sahabat terindah juga di dalam hidupku ini
Puisi Pershabatan – Tentang Ego
Selalu ada waktu untuk kita
Selalu ada cara untuk kita
Selalu ada harapan untuk kita
Namun…
Adakah waktu untuk teman kita?
Adakah cara agar bisa kembali bersama mereka?
Adakah keinginan kita sejalan dengan pemikiran mereka?
Pasti ada segala saat kita bersama
Pasti ada cerita di dalam canda tawa
Pasti ada sejarah dalam suka dan duka
Tak perlu mengabaikan yang ada di hadapan kita
Tak usah meremehkan yang tak kita punya
Tak perlu iri tentang yang mereka raih
Kita hanya perlu mencipta hal berbeda dari mereka
Kita hanya perlu mengubah dunia dengan persahabatan kita
Untukmu aku ada dan selalu disini
Meski waktu tak lagi bersama dan memihak kita
Meski cerita telah berbeda arah dan tujuan
Tapi kita tetap satu selamanya
Karena kita sahabat selamanya….
oleh Uswatun Hasanah, Surakarta
Penyesalan
Oleh Veronica Andrian
Air mataku menetes
Menahan air mata ini
Entah mengapa tiba tiba
Terbayang di pikiranku seorang sahabat
Yang selalu ada bersamaku
Tapi tak pernah aku sadari
Betapa bodohnya aku
Mempunyai sahabat terbaik
Tapi memilih sahabat palsu
Yang tak pernah ada untukku
Semua salahku…
Hanya mengejar ketenaran semata…
Akhirnya Baru kusadari…
Terkenal bukanlah apa-apa
Hanya debu yang lewat tanpa perlu dihiraukan
Terkenal bisa hilang dan datang kapan saja
Tapi sahabat sejati akan hilang dan takkan kembali
Sahabatku…
Setelah kau pergi
Seperti meninggalkan dunia ini
Aku baru sadar dan kurasa semua sudah terlambat
Tak akan ada waktu yang bisa diulang
Buru-Buru Memburu
Oleh Claudia Willy
Mengenang masa indah ini
Bersama berjalan-jalan mengobrol
Hanya mengingatnya saja
Takkan ada raguku menarik ujung-ujung bibirku
Dalam sendiri
Aku menawarkan dirimu
persaudaraan sejati
dengan demikian kita takkan terpisahkan
Namun ini adalah perpisahan bagiku
Relung-relung senja masuk dalam tubuh sendirian ini
Kau tidak di dekatku
tidak menyapa ataupun berbincang-bincang denganku
Aku tidak bersamamu saat ini
Kamu telah dimiliki
Aku dan kamu sepasang sahabat
Tapi kamu dan dia sepasang kekasih
Dan tak mungkin kurusak pengalaman pertamamu itu
Aku buru-buru mencari
arti kecemburuan ini
Buru-buru memburu kesepian ini karena kamu pergi
Aku seperti tidak ada artinya
Bagaikan kamu
takkan menceritakan pengalaman cinta pertamamu
Menangislah Sahabat Yang Kucintai
Oleh Pipit
Tak bisa ungkap dengan kata apapun
Ini memang sangat membosankan
Ini begitu melelahkan
Bahkan, ini sangat menjengkelkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Membeku tidak tahu kapan akan mencair
Yaa… itu benar sobat
Itu semua seperti sorot lampu panggung tanpa penonton
Menerangi tubuh di dalam kegelapan
Terdiam bisu tanpa senyum dan air mata
Ini sangat menyedihkan…
Namun.. ingatlah sobat..
Kau tidak sendiri
Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu
Teteskanlah air matamu jika hatimu merasa terisak
Berteriaklah sepuasmu jika hatimu memanas
Karena itu lebih baik ku lihat
Dari pada kau terdiam kaku di bawah sorot lampu itu
Bagai seorang tokoh tanpa dialog.

Comments